Selasa, 28 Agustus 2012

Otak Kanan dan Bayangan Hantu

 
Bayangan hantu akan muncul dalam pikiran Anda ketika Anda memikirkannya, dan bayangan hantu tidak akan pernah muncul jika tidak pernah Anda pikirkan. Itulah teori pisikologi humanistik yang memandang relalitas berdasarkan persepsi kita. Banyak hal yang dapat dilihat sebagai kenyataan oleh otak kanan, tetapi tidak dimengerti sama sekali oleh otak kiri kita.

Perbedaan Fungsi Antara Otak Kanan dan Otak Kiri

Otak manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Ada lebih dari satu triliun sel yang membentuk jaringan otak kita. Otak kanan yang sering disebut dengan Oka adalah tempat berkecamuknya emosi, ia berpikir dengan abstrak, imajinatif, menyeluruh, tempat tersimpannya gambar dan bentuk, kreatif, dan dapat menyimpan kejadian yang lama yang disebut long term memory.

Sementara otak kiri yang biasa disebut Oki adalah bagian otak yang bisa menganalis, logis, kausalitas, angka, hitungan, kata-kata, namun tidak bisa menyimpan kejadian yang lama dan disebut dengan short term memory. Oleh sebab itu, kita bisa lupa dengan nama seseorang, namun kita tak bisa lupa dengan wajah seseorang. Karena nama disimpan di dalam otak kiri, sementara wajah disimpan di dalam otak kanan.

Nah, atas dasar itulah kita harus mempunyai keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan dalam memandang realitas yang ada di hadapan kita tiap hari. Misalnya, seseorang merasa terganggu dengan bayangan hantu atau bayangan masa lalu yang menghantuinya, itu disebabkan orang tersebut tidak punya keseimbangan berpikir.
Dia lebih banyak menggunakan otak kanan dalam memandang realitas dunia, sehingga hidupnya terlalu imajinatif dan tidak realisitis. Jika hal ini dibiarkan pada seseorang orang tersebut mempunyai potensi sakit jiwa yang cukup besar.

Semua bayangan hantu atau bayangan tak kasat mata itu tercipta dari otak kanan yang melihatnya, terlepas dari adanya hantu atau tidak, segala penampakan yang ada baik yang real maupun non real akan tersimpan di otak kanan dan dianalis oleh otak kiri.

Jika tidak ada kesingkronisasian antara otak kanan dan otak kiri maka orang tersebut akan berpikir kurang logis, sehingga dia bisa mempercayai hal-hal yang bersifat takhayul. Dan segala sesuatu yang tidak nyata dianggapnya sebagai hal yang nyata, yang akan terus menghantui bayangannya sendiri.

Begitu pun dengan otak kiri, jika manusia terlalu banyak menggunakan otak kiri dalam mengalisis semua realitas dunia, maka orang tersebut akan menjadi seorang athesis dan tidak percaya pada semua hal yang sifatnya metafisika yang bersifat nonmateri, padahal tidak semua hal di dunia ini tidak bisa diungkap dengan ilmu pengetahuan.

Namun, jika orang tersebut berpikir dengan otak kiri yang mendominasi dia hanya akan percaya pada sesuatu yang sifatnya nyata dan bisa dibuktikan. Semenatara tidak semua hal bisa dibuktikan secara kasat mata, tapi hanya bisa dibuktikan dengan iman. Jadi keduanya sama-sama memiliki dampak negatif, itulah perlunya menciptakan otak yang seimbang, agar realitas tampak sebagai realitas seperti apa adanya. Karena kenyataannya kehidupan itu berisi kedua unsur yang berbeda itu.

Itulah fungsinya keseimbangan otak kiri dan otak kanan dalam memandang realitas dunia agar kita terjebak dalam dunia imajinernya otak kanan dan tidak terjebak dalam logikanya otak kiri. Sehingga manusia dalam mencermati dengan bijak setiap penampakan yang nyata dan tidak nyata mengenai apa-apa yang ada di hadapannya. Otak kiri akan menganlisisnya dengan logis dan otak kanan memberi abstraksi tentang realitas di luar dunia.

Jika manusia sudah mampu melihat realitas dunia dengan keseimbangan tersebut maka orang tersebut dikarenakan manusia normal. Jika Anda termasuk manusia normal maka Anda akan melihat segala penampakan dunia ini adalah sebuah realitas yang tak semua dapat dicermati dengan akal.

Hati dan budi yang luhurlah yang bisa menangkap segala fenomena absurd yang terjadi di dunia ini. Dan menganggap segala bayangan hantu adalah sebuah fenomena alam yang masih tersembunyi.

Cara Mengasah Otak Kanan Ketika Otak Kiri Kita Terlalu Dominan

Hampir semua kurikulum pendidikan kita berpihak pada pertumbuhan fungsi otak kiri. Akibatnya banyak diantara kita yang terlalu kuat otak kirinya ketimbang otak kanan. Otak kiri yang mendominasi akan menjadikan orang sangat meterialistik, segala sesuatu hanya diukur secara kebendaan semata. Dan sesungguhnya ketimpangan seperti ini bertentangan dengan tujuan pendidikan Indonesia untuk menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.

Bagian penting dari pendidikan adalah keselarasan antara kecerdasan intelektual yang mengacu pada penggunaan otak kiri, dan kecerdasan emosional serta kecerdasan spiritual yang mengacu pada fungsi kerja otak kanan. Kesempurnaan yang kerja antara kedua sisi ini diantaranya memunculkan ide pengembangan otak yang disebut sebagai otak tengah. Inilah yang dewasa ini makin disadari sebagai kebutuhan pengembangan potensi manusia.

Untuk menguatkan kerja otak kanan, dalam upaya mencapai keseimbangan, latihan-latihan berukut ini sangat membantu. Terutama untuk mengoptimalkan fungsi otak kanan yang merupakan potensi besar manusia yang masih terkurung dalam kebiasaan masyarakat kita.

  • Mengasah kemampuan imajinasi dengan cerita atau dongeng pada anak-anak dapat mengembangkan kecerdasan otak kanannya. Dengan membaca atau mendengarkan cerita, mereka akan berimajinasi untuk merangkai kenyataan di alam hayal. Selama cerita tersebut berisi hal-hal yang positip dan mendidik, tidak akan berpengaruh negatif apapun selain membantu pertumbuhan kecerdasan emosionalnya, bahkan kecerdasan spiritualnya.
  • Mengembangkan spontanitas diri juga sangat membantu kita untuk menguatkan kerja otak kanan. Spontanitas adalah cara berpikir cepat melebihi pikiran sadar sehingga, pikiran sadar kita terlampaui. Saat itulah kita sedang menggunakan kekuatan otak kanan. Spontanitas bekerja seperti kilatan yang sangat cepat tanpa berpikir panjang, menganalisa dan lain sebagainya. Sehingga dorongan keberanian dan keyakinan menjadi landasan bertindak.
  • Berdzikir dengan membaca bacaan-bacaan kalimat toyyibah juga sangat berarti untuk menguatkan kerja otak kanan kita. Ketika kita membaca kita membaca atau mengucapkan kalimat-kalimat dzikir itu, sesungguhnya otak kiri kita sedang diistirahatkan. Hal itu karena bacaan dzikir tersebut tidak memerlukan analisa pikiran yang dilakukan oleh otak kiri. Untuk menjangkau hal-hal yang bersifat absurd otak kananlah yang sedang berfungsi.
  • Relaksasi dengan berfokus pada pernafasan juga dapat mengembangkan kerja otak kanan lebih baik. Ketika dominasi pikir bergeser ke dominasi rasa maka, saat itulah otak kanan kita muncul sebagai kekuatan berpikir. Pikiran yang tak rasional itulah sejatinya pikiran bawah sadar yang menjadi kerja utama otak kanan kita. semakin sering latihan ini dilakukan maka, otak kanan kita akan semakin peka terhadap berbagai kecerdasan yang bersifat intuisi dan sejenisnya.
Mengasah Kecerdasan Otak Kiri Ketika Otak Kanan Kita Dominan

Agar keseimbangan terjadi maka, diperlukan juga menguatkan kemampuan otak kiri saat otak kanan kita terlalu dominan. Hal ini sebagaimana diulas sebelumnya karena, antara keduanya saling memiliki kelemahannya masing-masing. Orang yang tidak bisa berpikir secara logis akan sering menjadi korban perasaanya. Dan ini juga sangat merugikan, dan berpotensi menjadi kelemahan diri yang tidak diharapkan.

Cara-cara yang perlu dilakukan untuk menguatkan kerja otak kiri adalah dengan membiasakan berpikir logis. Membuat perhitungan secara cermat terhadap hal apa yang dilakukan. Menajamkan analisa dan memberi pertimbangan akal saat menghadapi sesuatu. Terutama ketika menghadapi kekhawatiran yang mencemaskan, yang sering kali terpengaruh secara berlebihan oleh prasangka yang sesungguhnya tidak jelas.

Berpikir logis sangat membantu melihat segala sesuatu tampak terang, hasilnya piiran kita mejadi lebih tenang. Banyak sekali masalah yang terjadi sebenarnya hanya dipicu oleh hal-hal yang tidak perlu, baru kita ketahui setelah kita mencoba menganalisanya secara logika. Seperti perasaan bersalah yang berlebihan, padahal kesalahan apapun faktanya bukan masalah kalau kita tanggapi sebagai hal yang wajar. Terlalu menyalahkan diri adalah hal yang tidak logis karena, semua orang bisa mengalaminya.

Demikian juga kecemasan yang dipicu oleh prasangka buruk terhadap prilaku orang lain. Orang yang serba perasaan akan selalu menanggapi prilaku orang lain dan mengakaitkannya secara tidak nalar. Itulah biangnya sakit hati dan perasaan tidak nyaman dan tidak bahagia. Seperti yang sering orang bilang “ah itu, kan’ perasaanmu saja!” saat itulah kita seharusnya mulai menggunakan nalar dan logika.

Related Post:

Widget by [ Iptek-4u ]

0 komentar:

Posting Komentar

Tulis lah Komentar Yang Berbobot